Di Hadapan Rahasia (GPU, 2016)
Rahasia adalah hal yang selalu berjarak, seolah ada jurang teramat lebar antara dirinya dengan manusia. Padahal, rahasia menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan hidup manusia yang gemar bermain-main di batas salah-benar, lantur-sadar. Yang menarik, ada rahasia yang mendesak keluar karena mati-matian disembunyikan dan ada rahasia yang justru tak tampak karena dibiarkan demikian terbuka. Rahasia seolah menegaskan ketidakberdayaan manusia menyikapi hal sia-sia dengan cara yang tak kalah sia-sia. Suasana seperti itulah yang coba dihadirkan kumpulan puisi ini.
Di Hadapan Rahasia (GPU, 2016) adalah kumpulan puisi kedua saya setelah Pelesir Mimpi (Katabergerak, 2013). Buku ini memuat 70 buah puisi yang saya tulis dalam rentang tahun 2013-2015. Sebagian besar puisi di buku ini hasil interpretasi saya atas lukisan, komposisi musik, dan game. Beberapa sudah terbit di sejumlah surat kabar.
Saya berterima kasih kepada para sahabat yang sudi saya repotkan untuk membantu membaca dan menyelaraskan naskah, saya mintai pendapatnya soal ilustrasi dan desain sampul buku, dan pembaca yang menanti kelahiran buku ini dengan teror sederhana semacam “kapan bukumu terbit?”
Di Hadapan Rahasia (GPU, 2016) adalah kumpulan puisi kedua saya setelah Pelesir Mimpi (Katabergerak, 2013). Buku ini memuat 70 buah puisi yang saya tulis dalam rentang tahun 2013-2015. Sebagian besar puisi di buku ini hasil interpretasi saya atas lukisan, komposisi musik, dan game. Beberapa sudah terbit di sejumlah surat kabar.
Saya berterima kasih kepada para sahabat yang sudi saya repotkan untuk membantu membaca dan menyelaraskan naskah, saya mintai pendapatnya soal ilustrasi dan desain sampul buku, dan pembaca yang menanti kelahiran buku ini dengan teror sederhana semacam “kapan bukumu terbit?”
Di Hadapan Rahasia akan mulai beredar di toko buku seluruh Indonesia pada akhir Januari 2016 dan saya akan berterima kasih sekali jika pada waktunya teman-teman bisa mengabarkan keberadaannya kepada saya. Terima kasih.
Jakarta, Desember 2015
AI
Nggak sabar..
ReplyDeleteSelamat Mas, :)
ReplyDeletemanis kayanya mas selamat atas pencapainyannya sukses dan sehat selalu
ReplyDelete@ Nurhasri: semoga penantiannya terbayar. terima kasih.
ReplyDelete@ wawan: terim kasih.
@ rifan: terima kasih atas doa yang baik.
Mas, bagaimana mahu mendapatkan buku ini di Malaysia ya? Ada dealer atau saya perlu beli terus dari Indonesia?
ReplyDeleteMas, bagaimana mahu mendapatkan buku ini di Malaysia ya? Ada dealer atau saya perlu beli terus dari Indonesia?
ReplyDeleteHalo, sementara ini memang harus melalui toko buku online dari Indonesia. Namun jika kamu sabar, 2 bulan lagi ada kumpulan puisi saya yang akan terbit di sana. Terima kasih.
Delete