Menjahit Bakal Kain

: c

Kaubilang kita bakal kain, padahal watak pepagan
alangkah sulit mata jarum menyusur lekuk lubuk sendiri
sementara kau menempuhkan sedihmu ke batas kampuh
apalagi setelah kau bersimpuh menanggalkan tubuh
meninggalkan patok-patok leluhur: kita meremang benang.

Kaubilang kita mungkin dedel tapi cinta tetap mulur
tapi berapa kali lagi igaku dirongrong mesin jahitmu
berapa sakit lagi igauku mengulur nasib agar mujur
meski tahu kita bahu terpisah, jurang batu belah
tak menapak kelim, tepi yang menolak dimatikan.

Kita akan tumbuh sebagai tiras halus
merebak dalam gelap, dalam setiap
pertarungan yang tak kita setujui
yang membuat kita koyak-moyak.

Sementara ini, kau kan kujahit lagi
dengan benang dan waktu tersisa
dengan jelujur bentang umur ini.

Jakarta, 2016

No comments:

Post a Comment