Jalan Berbatu

Siang ini kita lewati lagi
jalan berbatu, pasar dan taman
rumah-rumah dan binatu.
Kita masuk dalam kerumunan:
mempercakapkan sesuatu
tertawa karena sesuatu
bersedih karena sesuatu.

Lalu kita kehabisan waktu.
Tak ada yang bisa menyatu
di kandasan usang itu.
Kau mengemasi dirimu
mengepak baju dan vas bunga
segulung linen dan satin
surat-surat dan perada.
Kaubereskan sesuatu
yang memang tak ada.

"Jangan pergi," pintaku.
"Bukankah kepergianku
memulangkanmu?" sahutmu.

Jakarta, 2016


No comments:

Post a Comment