Memenuhi Tempayan

Kau angin dingin di bulan Desember,
sedangkan aku siasat hewan pengerat
yang tak mungkin menggali dan meninggali
ruang kemungkinan sejak dirobohkan
waktu dan maut merongrong sarang.

Sementara ketidakpastian kian dingin,
ingatan tak kunjung menghangatkan.
Aku tulang tanpa daging, tulah tanpa
kesalahan, tualang tanpa sepucuk puisi!

Sudah kupastikan, berlinang masa muda
tak pernah cukup ditampung dalam jiwa,
tak pernah melegakan haus nasib kita.
Kau lah kemontokkan anggur Hebron,
cintaku gemetar tempayan luapanmu.

Penuhi tempayanku seperti kau memenuhkan
dahaga orang yang mencuri tempayanmu.

Jakarta, 2015

No comments:

Post a Comment