Kanal

Dari sungai ini tangannya melayarkan dendam
ke negeri asing tempat kenangan jadi langgam
tanpa mengungkit kisah pedih ketidakadilan.

Ia layarkan juga surat kabar, biji kopi terbaik,
dan sejumlah perangko sebagai alat tukar
penyucian nasib dalam perkabungan sakral.

Tapi sebelum segala berpulang ia telah tahu
cara melepaskan dan melesapkan makna
sebagai jalan mempersingkat pelayaran dari 
hidup yang memaksanya berputar-putar.

Sebelum kata-kata diserap gelap malam
ia bersimpuh dan berdoa, lirih saja,
mendoakan yang belum dan telah pergi.

Barangkali untuk itulah ia terus menanti,
untuk menghadang cinta yang bergeming,

seperti keramahan asing 
dunia orang mati.

2015

No comments:

Post a Comment